Keteladanan Dari Kisah Nabi Musa As
Keteladanan Dari Kisah Nabi Musa As. Di antara keteladanan yang patut dicontoh dari kisah Nabi Musa a.s. adalah sifat pemberani, tekun dalam belajar, dan suka membela kaum yang lemah.
Sikap pemberani
Keberanian Nabi Musa a.s. dalam mendakwahkan ajaran dari Allah swt. kepada penguasa Mesir (Raja Fir’aun) merupakan sikap yang patut untuk diteladani. Nabi Musa a.s. berani mengadu kekuatan dengan Raja Fir’aun, meskipun dengan risiko akan dibunuh oleh Raja Fir’aun. Perlu diketahui pula, bahwa Raja Fir’aun adalah orang tua angkat dari Nabi Musa a.s.. Begitulah risiko dalam mendakwahkan ajaran agama Islam. Risiko apa pun harus siap dihadapi, meskipun berhadapan dengan risiko kematian. Oleh sebab itu, kalian juga harus memiliki sikap pemberani dalam membela dan memperjuangkan agama Islam. Jika agama Islam dihina, dilecehkan, ataupun dicemooh, maka kalian harus berani membela agama Islam, meskipun harus bertaruh dengan nyawa. Begitulah sikap
seorang ksatria sejati yang berani memperjuangkan agama Islam.
Ketekunan dalam belajar
Keteladanan yang lain dari Nabi Musa a.s. adalah ketekunan beliau dalam menuntut ilmu atau belajar kepada Nabi Khidir. Beliau diperintahkan oleh Allah swt. untuk menuntut ilmu ke tempat yang sangat jauh dan dituntut untuk sabar dan tekun dalam belajar, meskipun menemui kejadiankejadian yang aneh. Selain itu, beliau juga sangat patuh dan taat kepada guru yang memberinya berbagai pelajaran. Begitu juga dengan kalian, tekun dan rajinlah dalam menuntut ilmu. Jangan ada rasa malas untuk belajar, karena ilmu yang akan kalian dapatkan adalah sebagai bekal kalian di masa depan. Dalam belajar, kalian juga harus menghormati, patuh, dan taat kepada orang yang mengajar kalian, yaitu guru. Jangan suka berbuat durhaka kepada guru, karena guru merupakan orang tua kalian di sekolah.
Sikap suka membela yang lemah
Ketika Nabi Musa a.s. tinggal di istana Raja Fir’aun dan mendapati pertengkaran antara keluarga kerajaan Fir’aun (orang Qibti) dan rakyat jelata dari bani Israil, beliau justru membela rakyat jelata dari bani Israil yang lemah. Akhirnya, secara tidak sengaja Nabi Musa membunuh orang Qibti tersebut. Beliau pun diusir dari kerajaan dan itulah risiko yang harus diterimanya. Akan tetapi, Nabi Musa tidaklah kecewa karena telah membela rakyat jelata. Beliau tetap berkeyakinan bahwa yang dilakukannya adalah benar. Beliau senantiasa membela rakyat yang tertindas oleh penguasa zalim.
Sikap yang demikian haruslah kita teladani. Orang yang tertindas dan lemah harus dibela agar hak-haknya dapat terpenuhi. Jangan sampai kalian justru suka menindas orang lain yang lemah dan suka menghina orang yang miskin. Bersikaplah seperti Nabi Musa yang senantiasa bersikap membela kaum yang lemah dan tertindas.
Posting Komentar untuk "Keteladanan Dari Kisah Nabi Musa As"